58 PERSEN PENDUDUK INDONESIA BELUM MENABUNG DI BANK
Sekira 58 persen penduduk Indonesia belum memiliki tabungan di bank. Jumlah tersebut, menurut data Bank Indonesia sebanyak 40 juta orang tergolong masyarakat menengah ke bawah yang belum memiliki akses ke bank."Golongan itu seperti nelayan, petani, buruh, tukang parkir dan pedagang asongan. Kelompok masyarakat ini enggan menabung di bank karena setoran awal dianggap cukup besar yakni rata-rata Rp 100.000 dan kena biaya administrasi bulanan," kata Deputi Regional Bank Indonesia Sumut-NAD, Achmad Fauzie pada Dialog Publik dan Interaktif Gerakan Indonesia Menabung yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informasi bekerjasama dengan Pemprovsu, Selasa (4/5) di Hotel Tiara Medan.
Menurutnya, Bank Indonesia dengan industri perbankan sebelumnya telah melaksanakan program edukasi perbankan (ayo ke bank) yang dicanangkan 27 Januari 2008 lalu oleh ibu negara di Monas. Sebagai kelanjutan program tersebut, BI dan industri perbankan ingin menciptakan budaya menabung masyarakat melalui program Gerakan Indonesia Menabung.
Sementara pengamat ekonomi dari Indef, Aviliani, mengatakan terdapat dua sumber pembentukan modal pembangunan yaitu dari dalam dan luar negeri (Sadono, 1985 dalam Aprilia, 2003).
Modal dari dalam luar negeri bersumber dari bantuan luar negeri dan Penanaman Modal Asing (PMA). Bantuan luarnegeri dapat bersumber dari pemerintah, badan-badan internasional atau pihak swasta. Sedangkan modal dalam negeri bersumber dari tabungan sukarela masyarakat, tabungan pemerintah dan tabungan paksa.
Modal Produktif
Dikatakan, beberapa kondisi yang menyatakan tabungan mendukung pembangunan yaitu pertama, para penabung menggunakan tabungan tersebut untuk penanaman modal yang produktif dalam arti penanaman modal yang akan menaikkan jumlah barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat. Kedua, tabungan dialirkan ke badan-badan keuangan kemudian dipinjamkan pada para pengusaha yang ingin melakukan penanaman modal produktif.
"Berdasarkan data dari BI 2004 hingga 2009, jumlah tabungan nasional mencapai Rp732.056 Triliun, naik dari Rp721.828. Ini membuktikan budaya menabung masyarakat kian tumbuh,"ujarnya.
Sementara, Kadis Kominfo Pemprovsu Eddy Sofyan mengatakan budaya menabung bagi sebahagian besar warga Sumut telah dimiliki. Namun belakangan budaya tersebut semakin memudar seiring peningkatan sifat konsumtif di masyarakat.
"Dulu, budaya menabung digambarkan orangtua yang tampil sederhana demi menabung agar anaknya bisa sekolah ke jenjang lebih tinggi," katanya.
Rabu, 2010-05-05 07:53:20Wib Sumber: http://www.pemkomedan.go.id/news_detail.php?id=9102
0 komentar:
Posting Komentar